Pages

Friday, September 13, 2013

Petualangan Baru

Udara segar menusuk hidungku pagi hari ini. Begitu segarnya sampai-sampai aku tak sadarkan telah berdiri di depan pantai. Entah aku mimpi berjalan atau memang terbawa oleh suasana pagi hari ini di Sabang. Hari pertama telah kulewati dengan aman dan tenang. 3 hari ke depannya akan menjadi jauh lebih baik dari kemarin.


Pemandangan di Sabang memang tiada tandingannya dengan di luar negeri. Saat ini, Sabang telah menjadi salah objek wisata yang digemari turis mancanegara maupun lokal. Keindahan alamnya memukau semua mata yang memandang. Tidak salah kalau kami terus memotret. Apalagi kaum muda yang begitu gaul zaman ini akan terus meng-upload foto mereka ke situs online (atau yang terkenal dan dikenal saat ini, instagram) untuk berbagi cerita mereka. Cerita bukan hanya dapat melalui tulisan tetapi juga melalui media lainnya, salah satunya adalah gambar.


Petualangan telah tiba. Saatnya diriku untuk beraksi. Tujuan destinasi pertama kami adalah monumen dan tempat bersejarah yang ada di Sabang. Sabang memiliki banyak peninggalan sejarah saat terjadinya perang dunia ke-2. Aku suka sekali melihat peninggalan sejarah. Menurutku, dengan begitu, kita dapat mengetahui betapa susahnya para pahlawan berjuang untuk mempertahankan negeri ini.

Ku jinjing tas ranselku dengan tegas dan kuat. Kutegapkan seluruh badanku layaknya komandan tentara. Aku siap menghadapi apapun karena hari ini akan menjadi hari sekali dalam seumur hidupku.


Beberapa menit pun berlalu setelah menaiki mobil menuju ke tempat atau bisa lebih disebut dengan museum bebas peninggalan sejarah. Gua, tempat tinggal, atau benteng? Ku tak tahu bagaimana memberikan nama untuk peninggalan yang satu ini. "Itu Bunker Jepang." teriak salah seorang temanku. Bunker? Mungkin kebanyakan orang tidak tahu apa itu. Bahkan, diriku sendiri pun tak tahu. Lalu kubertanya pada paman Google. Oh, ternyata bunker itu dijadikan oleh orang Jepang sebagai tempat tinggal, tempat diskusi dan lainnya. Letaknya sendiri berada di bawah tanah namun tidak terlalu dalam.


Di dalam bunker Jepang

Rasa penasaran terus meledak-ledak dalam diriku. Ku pun berlari mencari tahu apa saja yang ada tertinggal di sini. Tiba-tiba, kudapatkan diriku terdiam sejenak melihat alat itu di depanku. Tentu saja, itu tidak dapat digunakan lagi. Besarnya tak tertandingi. Umur dari meriam itu sendiri pasti sudah mencapai ratusan tahun. Yang herannya, ia masih terlihat kokoh di tempatnya. 


Meriam Belanda

Cuaca hari ini cukup membuat cairan tubuh bercucuran keluar banyak. Namun, aku tidak patah semangat. Kuakhiri perjalanan ini dengan benteng Jepang. Ini merupakan salah satu benteng yang dibangun Jepang dari sekian banyak. Benteng ini terletak di kawasan ujung asam.

Sepertinya ada yang salah dengan kalimat yang kutulis. Tulisan bercetak tebal "Kuakhiri". Apakah itu merupakan akhir dari perjalanan hari ini? Begitu sajakah? Ikuti terus...

No comments:

Post a Comment