Pages

Thursday, September 12, 2013

Terbayarkan

"Hmm... hoam.." suara keras dari mulutku yang mengartikan saatnya bangun. Kubuka perlahan-lahan kedua bola mataku. Namun, aku tak sanggup untuk membuka seluruhnya karena silaunya matahari yang menyinariku. Ternyata sudah pagi.


Tak disangka, perjalanan yang begitu panjang kini telah tepat berada di depan mataku. Aku pun turun dari bus dan mendapatkan diriku telah berdiri di pelabuhan Feri Ulee Lheue.


Semua orang terlihat sudah sangat bersemangat untuk memulai hari yang baru di Sabang. PR, ujian, projek telah dilupakan dan dibuang jauh-jauh ke dalam lautan untuk sejenak. "Saatnya untuk bersenang-senang." gumamku dalam hati.


Perjalanan menuju ke Sabang memakan waktu sekitar 30 menit. Bagiku itu hanya sepersekian detik. Angin laut menghelai rambutku. Hal seperti ini jarang dapat kurasakan namun sekarang aku dapat merasakannya bersama dengan teman-temanku. Pertama kali menginjakkan kakiku di Sabang, rasa haru dan suara riang gembira dari teman-temanku pun terdengar. Tidak terdengar seperti suara namun lebih tepatnya jeritan kegirangan. Setiba di Sabang, ada beberapa mobil yang berjejer di depan untuk menjemput kami. Seperti layaknya presiden yang berkunjung. Hahaha...

Tentu saja, kami langsung dibawa ke penginapan. Jalannya yang begitu mulus, angin yang berhembus pelan, terdengar suara ombak pantai. Itulah yang dapat kudeskripsikan tentang Sabang. Siapa yang tidak betah tinggal di sini? Semuanya terasa begitu tenang, damai, dan nyaman. Tak diragukan lagi, keindahan Sabang.


45 menit pun berlalu, Iboih Inn itulah nama tempat kami akan tinggal 4 hari kedepan. Nuansa tempat tinggalku sangat cocok dengan suasana pantai. Rumah panggung yang berwarna-warni dilengkapi dengan fasilitas yang cukup membuatku ingin tinggal lebih lama lagi.


Tak disangka selama satu bulan telah diperdebatkan rencana ke Sabang, jerih payah kami pun terbayarkan. Harga yang betul-betul tak dapat diperkirakan banyaknya dan bentuknya.

Di pantai Iboih


No comments:

Post a Comment